Kamis, 23 Juni 2011

SISWA TAK HARUS JADI KORBAN SIKAP ACUH


Ini prasangka yang berlebihan  ataukah perasaan yang tak semestinya, sebagai individu yang baru menginjakkan kaki dan merasakan hembusan angin dalam dunia pendidikan, menjadi seorang tenaga pengajar dan pendidik, dimana dipintu gerbang dunia pendidikan telah dibisikkan dengan mesrah akan pentingnya suatu kompetensi seorang Guru termasuk di dalamnya sikap yang profesional,baik dibidang Ilmu, maupun profesional dalam tugas dan tanggun jawab yang telah diembang
       Merupakan sesuatu yang dilematis ketika sikap acuh tak acuh, melaksanakan tugas dengan setengah hati, seperti air yang mengalir ke hulu lalu berlalu begitu saja,dan yang menjadi point klik hanyalah sekedar menyelesaikan tugas lalu berlalu tampa dilandasi rasa tanggun jawab untuk mencoba berusaha dan berbuat semaksimal mungkin.
     Menurut saya  ini adalah wujud pengabdian, pengabdian dalam dimensi hubungan antara manusia dengan sang Pencipta ( HablumminaLLah ), dan pengabdian ini merupakan suatu wadah dalam mencari dan mencapai keridhohannya,maupun pengabdian dalam hubungannya dengan sesama menusia sebagai fitrah sejati dari seorang insan,tuk mencoba memberi arti dan makna kepada manusia lainnya.
     Profesi seorang Guru bukanlah suatu pilihan, ketika niat telah terpatri dalam benak, maka pada saat itu yang ada hanyalah tugas,kewajiban dan tanggun jawab seutuhnya,ketika seseorang ingin menjadi lebih baik, maka tak harus diucapkan dengan lisan begitupun menjadi seorang Guru yang profesional, yang memiliki inisiatif,dedikasi dan totalitas tak harus diucapkan dengan kata tapi dilihat dari aplikasi,sama halnya ketika menjadi seorang pegawai dalam suatu lingkungan pendidikan,khususya di lingkungan pendidikan formal,maka dedikasi untuk memberikan pelayanan yang terbaik harus tetap menjadi planing Prioritas dalam tindak dan tindakan
     Profesi guru adalah  kegiatan  kemanusian, kita berhubungan dan membina nyawa-nyawa yang telah dihembuskan Allah kepada setiap raga yang ada, maka jadikan dia amanah Illahi, dan menurut saya inilah salah satu sisi kemanusian profesi seorang guru, dibagdinkan dengan profesi yang lain, karena kita berhubunngan dengan nyawa bukannya benda,
     Ada sebuah catatan kecil yang mungkin bisa jadi pelajaran bersama, senyum yang tersunggin manis disudut bibir dan sebuah rasa kepuasaan akan jauh lebih berkesan ketika kita mampu memberikan arti ( Ilmu yang berguna ) dan makna ( nilai –nilai yang positif ) kepada orang lain, ketimbang kita tersenyum dan puas ketika kita menerima sebuah kesejahteraan hasil alunan suara yang kita keluarkan didalam kelas pembelajaran,tersadari dengan sangat jelas, bahwa materi adalah sesuatu yang penting bahkan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan, karena dengan itu kita bisa betahan dan melajutkan hidup di rantauan di Buminya Allah, tapi tak kala kita bertanya kepada nurani yang merupakan lubuk terdalam dari sebuah hati, maka akan terdengar sebuah bisikan, bahwasanya materi bukanlah segalanya.
     Ini adalah tugas kita bersama.setiap individu dan semua elemen – elemen yang bernaung di lingkup kependidikan,Kepala Sekolah,Guru-guru maupun Pegawai untuk tetap konsisten menjaga semangat pengabdian sehingga dapat berkarya, berbuat yang maksimal dan penuh totalitas hingga sikap acuh dan setengah hati jauh…., karena ketika kita telah masuk ke dalam suatu sistem menurut saya, yang dibutuhkan adalah totalitas dan tak melihat faktor-faktor eksternal yang dapat mengganggu kinerja
     Allah telah mengatur semua dengan sangat terencana, melebihi sebuah planning Insiyur terhebat sekalipun didunia, kuncinya kita bersama sama menjalani tugas masing – masing dengan penuh tanggun jawab dan ini bukanlah suatu pengjustifikasian dari penulis tapi wujud koreksi untuk membangung pendidikan jauh lebih baik dimasa-masa yang akan datang ‘salam perjuangan' *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar